Ahad, 10 Mac 2013

[PIC] Akurat, Murah & Bisa Tembus Baja 3 cm, Senjata Buatan Indonesia Laris di IRAK





Senjata Buatan Indonesia Laris di Irak
"Irak percaya sekali dengan senjata buatan Indonesia."

Senin, 27 Agustus 2012, 11:19

VIVAnews - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan senang kunjungan Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Syamsuddin ke Irak dan Uganda beberapa waktu lalu membuahkan hasil positif. Kedua negara itu memesan persenjataan buatan Indonesia. "Saya senang sekali Wamenhan dari Irak dan menjadi tenaga marketing yang baik untuk PT DI, Pindad, dan Dahana," kata Dahlan di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin 27 Agustus 2012.

Dahlan mengatakan pemesanan senjata dan pesawat dari Irak dan Uganda membuktikan kualitas produksi senjata Indonesia. Semua pesanan, akan diterima oleh tiga perusahaan BUMN tersebut. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan ke Irak, Uganda, dan Kongo yang didampingi oleh Dirut Pindad, Adik Avianto. Di Irak, delegasi Indonesia membawa persenjataan buatan Indonesia seperti kendaraan ringan lapis baja, Anoa, serta senapan SS-2.

Delegasi militer Irak akan datang pada 5 Oktober 2012 mendatang untuk mengunjungi pabrik senjata Indonesia. Walaupun Dahlan tidak ikut dalam delegasi Indonesia ke tiga negara tersebut, namun Dahlan selalu mendapat laporan langsung. "Dua hari setelah Wamenhan ke Irak, saya ke Irak namun tujuan saya pribadi. Kunjungan Wamenhan sukses sekali, Irak percaya sekali dengan senjata buatan Indonesia," ungkap mantan dirut PLN ini. Selain itu, kata Dahlan, Irak juga tertarik membeli pesawat CN-235 dan NC-212.





Kenapa Senjata Buatan RI Laris di Luar Negeri
Sejumlah negara mengakui keunggulan senjata buatan RI itu. Akurat.

Rabu, 29 Agustus 2012, 06:53

VIVAnews - Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan,Tubagus Hasanuddin, mengungkapkan bahwa senjata buatan anak negeri ini sesungguhnya tidak kalah dengan buatan luar negeri. Namun, senjata buatan dari dalam negeri ini jarang dipakai oleh pemerintah. Menurut Tubagus, salah satu senjata yang mendapat reputasi baik di kancah internasional adalah senjata tipe SS-2. Senjata buatan PT Pindad itu bahkan menjadi juara dalam pertandingan menembak di Asia Pasifik. "SS-2 itu memang senjata yang cukup akurat. Waktu dipakai pertandingan menembak di wilayah Asia Pasifik saja kita juara," kata Tubagus kepada VIVAnews, Selasa 28 Agustus 2012.

Tubagus menjelaskan bahwa sejumlah negara mengakui senjata SS-2 itu adalah senjata yang simpel untuk postur Asia. "Dilengkapi dengan alat bidik yang akurat dan peluru ringan. Itu cocok dipakai satuan darat, kavaleri, dan lintas udara," ujarnya. Lantaran simpel, akurat dan cocok untuk semua satuan itu, senjata ini laris di sejumlah negara. Selain senjata, lanjut Tubagus, pesawat buatan RI CN-235 pun sudah diakui internasional. Pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia dikenal dapat diandalkan. "CN-235 itu termasuk pesawat yang bandel. Setahu saya sampai sekarang baik di Spanyol maupun di Indonesia belum ada CN-235 yang jatuh," ujarnya.

Menurut Tubagus, CN-235 dapat juga dipakai untuk mengangkut pasukan sampai 2 peleton. "Bisa juga dipakai untuk menerjunkan pasukan. Pesawat serbaguna lah. Landasannya juga cukup pendek," ujarnya. Tubagus mengaku tidak begitu terkejut ketika mendengar Meneg BUMN Dahlan Iskan begitu gembira lantaran senjata buatan Indonesia laris di luar negeri. Sebab, katanya, sudah lama senjata dan pesawat buatan Indonesia diminati sejumlah negara di Timur Tengah. "Beberapa negara memang minat, termasuk Irak. Sebetulnya Iran juga minta senjata SS-2 itu tapi sedang diproses di Kemenhan dan Kemenlu. Mungkin karena ada berbagai faktor politik luar negeri, saya juga tidak tahu," ujarnya.

Keberhasilan menjual produk dalam negeri ke pasar internasional, menurut Tubagus, harus didukung terus dan diharapkan akan terus meningkat. "Menurut hemat saya kita harus tetap bersyukur. Harus diteruskan ekspansi ini untuk mampu menghasilkan bukan hanya buatan Pindad atau PT DI, tapi juga PT PAL. Kita dengan Cina juga sudah bekerja sama membuat kapal cepat rudal. Rudalnya nanti dibuat oleh Cina dan Indonesia. Dapat menjangkau hingga 100 kilometer. Kapal cepatnya nanti dibuat PT Pelindo," kata Tubagus.

Prestasi semacam ini juga mestinya didukung oleh kebijakan pemerintah. Karena pemerintah lemah dalam memasarkan produk senjata dan juga jarang memakai produk dalam negeri. "Prestasi ini termasuk bagus. Tapi memang kita harus akui kita lemah dalam marketing. Lemahnya kenapa, justru para pejabat kita pada tidak mau pakai produk dalam negeri. Misalnya para pejabat Korea dan Malaysia pakai CN-235, tapi Presiden kita mana mau. Coba kalau Presiden kita mau pakai CN-235 dan para menteri juga pakai pesawat itu, pasti orang lain menjadi yakin," jelasnya.
  Orang Indonesia itu, sejak zaman Mpu Gandring sampai Zaman Majapahit dipimpin Panglima Mahapatih Gajahmada, sudah terkenal kalau bikin senjata untuk perang, terutama keris, sangat hebat. Itu senjata PINDAD yang akurat, jelas disukai orang-orang Arab di Timur Tengah sana, apalagi yang jenis senjata untuk penembak jitu (sniper) dari jenis SPR-2 dan SPR-3, bisa melobangi dinding baja sampai ketebalan 3 cm. Itu artinya, mobil armour sejenis Humvee, Panzer, dan bahkan Tank, bisa ditempus oleh sniper bak kaleng krupuk. Jelas senjata model begitu dicari-cari merekalah! Apalagi harganya murah dan syarat-syarat pembeliannya kagak seribet dibanding beli senjata buatan AS dan Eropa.

Negeri kita itu kalau diberi kesempatan untuk bikin senjata canggih, asal ada modalnya, apa saja bisa kok kita buat. Bahkan pesawat siluman macam jenis KFX yang dibuat Indonesia dan Korsel itu, kalau dibantu BJ Habibie, bisa jadi performancenya akan sama dan bahkan diatas F-22 Raptor buatan AS. Makanya banyak negara yang 'merecoki' proyek kerjasama itu. Kapal-kapal laut yang dibuat PAL dengan teknologi Jerman, bahkan sebenarnya sudah mampu bikin kapal selam dan kapal induk. Itu belum termasuk senjata biologis yang mematikan, yang bisa dibuat ilmuan kita. Kita punya banyak sample jenis kuman mematikan asal negeri sendiri seperti kuman antrax, flu burung, malaria, demam berdarah, yang kalau dikembangkan sendiri, bisa menakutkan dunia. Tapi justru militer AS yang memanfaatkan wilayah kita untuk menelitinya, seperti yang ada di NAMRU di tengah kota Jakarta itu. ....

Tiada ulasan:

Catat Ulasan